Perkembangan Esport Valorant di Indonesia
Bagaimana Masa Depan Esport Valorant di Indonesia
Valorant memang baru dirilis awal Juni 2020 lalu namun beberapa tim esports profesional besar di luar sana sudah membuat divisi game FPS besutan Riot Games. Nama - nama besar organisasi esports besar yang sudah terjun ke Valorant adalah 100 Thieves, Cloud9, Gen.G , Immortals, TSM, T1, Ninja in Pyjamas, dan G2, Paper Rex, Xerxia ini semua team besar internasional.
Di Indonesia sendiri, sudah ada team esports Indonesia yang mulai bermunculan yang berawal dari turnamen Valorant untuk komunitas. untuk team team besar yang muncul ke Valorant adalah Boom Esport, Alter Ego, RRQ Endeavour, Onic G, XcN, PSJ Esport, EVOS.
Peluang keberhasilan esport dari berbagai perspektif
Pertanyaan besarnya adalah apakah esports Valorant di Indonesia bisa bertumbuh pesat ? Untuk menjawab pertanyaan tadi, kita akan mencoba melihatnya dari berbagai segi. Pasalnya, keberhasilan esports satu game tidak hanya bisa dilihat dari satu aspek saja. Ada sejumlah hal yang relevan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilannya.
Jika berbicara soal popularitas dan jumlah pemain, patokan yang digunakan adalah esports Dota 2 dan CSGO yang bisa dibilang sebagai ekosistem esports PC paling berhasil di masa kejayaannya masing - masing. Pasalnya, tidak adil juga rasanya jika membandingkannya dengan jumlah pemain PUBG Mobile, MLBB, ataupun Free Fire yang saya anggap paling berhasil jika berbicara soal esports di platform Mobile. Meski begitu, faktor esports mobile nanti juga akan berpengaruh jika dilihat dari sisi sponsor.
Faktor pertama yang akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan esports Valorant di Indonesia datang dari game - nya itu sendiri. Valorant membutuhkan spesifikasi PC yang sangat ramah untuk kaum awam sekalipun di Indonesia, jika kita berkaca dari sejarah industrinya, game yang populer adalah game yang memang membutuhkan spek rendah. Dota 2 dan CSGO yang sempat mencapai puncak kejayaannya juga membutuhkan spek PC yang sangat di kantong. Faktanya, Overwatch, Apex Legends, Rainbows Six:Siege, ataupun PUBG butuh spek yang lebih tinggi ketimbang Dota 2 ataupun CSGO.
Valorant sendiri juga sebenarnya sangat asik dimainkan. Apalagi, banyak orang merasa bahwa feel CSGO juga terasa begitu kental di game ini. Sedangkan CSGO masih jadi salah satu game FPS terlaris di PC, baik di dunia ataupun di Indonesia, sampai hari ini karena memang menawarkan feel dan gameplay yang solid.
Bagaimanapun, Valorant tetap menawarkan keunikan tersendiri dengan memberikan skill (Special Abilities) ke setiap karakternya (Agents). Inilah nilai jual Valorant, mekanisme dan feel yang familiar namun dengan sentuhan-sentuhan baru yang membuat kompleksitas permainan jadi jauh berbeda.
Dari sisi Publishernya
Selain dari gamenya itu sendiri, tentunya publisher juga memiliki peranan yang tak kalah penting dalam peluang keberhasilan esports-nya. Jika kita berbicara soal Riot Games, publisher/developer game yang satu ini memang sangat unik dan hanya satu-satunya di dunia yang memang besar karena esports setidaknya di kasta tertinggi. Sayangnya, meski memang dari sisi expertise Riot Games memiliki semua yang di butuhkan untuk membuat esports game tersebut. Belum tentu mereka mau memberikan perhatian lebih untuk Indonesia. Sama seperti ketika banyak orang memprediksi bagaimana kesuksesan Wild Rift nanti di Indonesia, mereka mungkin tidak menyadari bahwa kemampuan dan kemauan itu adalah hal yang berbeda.
Dari sisi komponen ekosistem esports tanah air
Hanya ada 2 komponen utama di ekosistem esports tanah air saat ini, yaitu tim esports dan event organizer. Media ataupun konten kreator memang termasuk komponen pendukung juga namin keduanya mungkin masih termasuk dalam komponen sekunder untuk ekosistem esports setidaknya untuk sekarang ini. Meski memang kebanyakan organisasi esports juga membuat konten dan mendapatkan banyak pemasukan dari sana faktanya, tanpa prestasi yang jelas mereka juga bukan siapa-siapa. bagaimanapun juga, BOOM, Alter Ego, Evos, ONIC G , Bigetron dan kawan- kawan lainnya tidak akan sepopuler ini tanpa prestasi mereka di berbagai kompetisi. Sebenarnya sponsor juga menjadi komponen utama dalam hal eksistensi sebuah ekosistem esports.
Posting Komentar