Esports Indonesia Mengikuti Jejak Bulu Tangkis
Esports Mengikuti Jejak Bulu Tangkis – Semua pasang mata saat ini tertuju pada tim bulu tangkis putra indonesia. Tim yang dikapteni Hendra Setiawan itu berhasil menjadi juara Thomas Cup untuk yang pertama kalinya sejak 2002. Singkat kata, sembilan belas tahun lalu.
Mengingat betapa bergengsinya turnamen tersebut, raihan ini jelas patut di banggakan.
Indonesia memang sejak dulu berutang kepada bulu tangkis. Di Olimpiade, misalnya cabang olahraga inilah yang jadi tumpuan Tanah Air untuk meraih medali. Sejak pertama kali hadir di Olimpiade, hanya sekali bulu tangkis gagal mengumbangkan emas, yakni pada 2012.
Fakta tersebut membuktikan betapa bergantungnya negeri ini terhadap bulu tangkis. Bahkan ketergantungan tersebut jauh melampaui sepak bola, olahraga yang juga punya banyak penggemar di Tanah Air tetapi terhitung sangat minim prestasi internasional.
Punya banyak tim dan pro player berprestasi
Sepanjang 2020 cukup banyak prestasi tingkat dunia yang atlet esports Tanah Air raih. Bigetron menjuarai PMPL South East Asia. EVOS berjaya di turnamen International Games Championship, lalu Alter Ego yang tampil gemilang di MPL Invitational.
Mari toleh Muhammad Rizki Anugrah alias InYourdreaM yang pada awal tahun bergabung dengan tim esports Korea Selatan T1. Ada pula Made Bagas ‘Zuxxy’ Pramudita, pemenang penghargaan Esports Mobile Player of The Year pada Esports Awards 2020.
Ada pula Matthew Filemon atau Whitemon dan Xepher, dua andalan T1 yang tampil di The International ke-10 beberapa waktu lalu. Keduanya menjadi atlet esports Indonesia pertama yang turut serta di turnamen esports Dota 2 terbesar di dunia itu.
Audiens esports yang besar
Dari segi kuantitas, potensi esports Tanah Air amat besar. Tim-tim dan turnamen esports lokal makin menjamur, para atletnya pun demikian. Audiens? jangan tanya, inilah salah satu penggerak masifnya perkembangan esports belakangan ini.
Laporan terbaru Newzoo memperlihatkan betapa signifikannya perkembangan audiens esports di Indonesia. Dari 42,5 juta audiens esports Asia Tenggara, 17 juta diantaranya berasal dari dari Indonesia. Angka itu jauh melampaui Vietnam yang ada di urutan kedua dengan 8,1 juta audiens.
Esports yang mulai memasyarakat
Makin hari, makin jelas terlihat betapa esports sudah sangat memasyarakat. Kamu bakal sering melihat orang-orang memainkan game-game esports seperti Mobile Legends, Dota 2, PUBG Mobile, Free Fire, Counter Strike: Global Offensive, dan lain-lain.
Tentu saja tak semua aktivitas main game bisa disebut sebagai esports. Namun, pangkal dari esports adalah game itu sendiri. Jika banyak yang bermain game, potensi untuk menjaring bakat-bakat esports di masa depan bakal sangat terbuka lebar.
Kompetisi yang sudah terbentuk
Meski menjalani start yang agak telat, esports mampu berkembang dengan pesat sekaligus cepat di Indonesia. Selain jumlah audiens yang begitu besar, ini bisa kita lihat dari iklim kompetisi yang sudah terbentuk. Orang-orang kini familier dengan MPL, Free Fire Master League, atau turnamen lain.
Menariknya semua turnamen itu digelar secara rutin. Bahkan beberapa turnamen sudah melewati lebih dari lima musim. Hadiahnya banyak kompetisi seperti ini, di sisi lain, bakal membuat para pro player terbiasa bertanding secara kompetitif sehingga potensi untuk meningkatkan skill amat besar.
Dukungan pemerintah dan swasta
Pemerintah cukup mendukung perkembangan esports di Indonesia. Hadirnya sejumlah turnamen, juga rencana untuk menghadirkan esports di Pekan Olahraga Nasional (PON) jadi bukti. Bahkan, belum lama ini muncul isu soal rencana membawa esports ke dalam kurikulum sekolah.
Berjalan dengan pemerintah, pihak-pihak swasta juga aktif memberikan dukungan bagi perkembangan esports Tanah Air. Para publisher game ternama, misalnya, getol menghelat turnamen lokal tingkat usia yang tujuannya menjaring bakat-bakat baru.
Keterlibatan pihak swasta seperti ini bisa menjadi kunci perkembangan dan prestasi esports Indonesia di kancah internasional. Terlebih, hal serupa juga berlaku di bulu tangkis. Lihat saja bagaimana keterlibatan perusahaan Djarum di bulu tangkis Indonesia yang memang sudah dibangun sejak dulu.
Dengan hal-hal tersebut bukan tidak mungkin esports Indonesia mengikuti jejak bulu tangkis. Namun, tentu saja diperlukan komitmen kuat dari semua pihak untuk melakukannya.
Posting Komentar